Kamis, 19 Juni 2008

perjuangkan bahaya perubahan iklim adalah ketahanan bangsa-bangsa

Papua Barat, 04 Desember 2007

Hutan perawan Papua adalah rumah yang aman dan saling berhubungan erat dengan ketahanan hidup. Bangsa Papua Barat punya leluhur yang paling di jaga adalah pelestarian alam sekitar. Penduduk Papua sebelum datangnya peradaban penjajahan, abad 12 adalah pencerahan atas bumi Papua. Kedekatan Penduduk Papua yang mayoritas ber-ideologi luhur peradaban adat dan budaya menjalin hubungan yang dinamis dengan lingkungan sekitar tempat tinggal dan melakukan aktivitas sehari-hari. Asas hidup yang menyatu dengan alam sekitar membuat aktivitas hidup orang Papua tidak mencelakakan alam dan tanah sebab tanah dan hutan adalah bagian tak terpisahkan dari pandangan hidup Bangsa Papua di bagian Barat pulau Papua.

Tanah, hutan dan Air di Bumi Papua mulai terjamah dengan tangan-tangan berdosa yang merusak hutan, mencemari air, malapetaka mulai ada dimana saat ini dalam Forum Pemanasan Bumi, penduduk dunia meresahkan terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan pemanasan bumi pula. Blokade eksploitasi alam Papua yang nyata dirusak oleh tenaga-tenaga idustri internasional dan Nasional, 30 tahun PT. Freeport Indonesia memborbardir tanah dan mertakan ratusan hektar hutan terjadi akibat pelebaran aliran limbah produksi. Pepohonan menjadi kering, tanah menajdi tandus-tumpukan batu-batuan membentuk poros jalan tol limah inilah georafis hutan dan alam dalam kekangan sang tambang.

Setelah hutan dan tanah di gali, giliran berikutnya adalah sumber gas Alam yang segera di operasikan oleh British Petroleum di Bintuni-bagian barat pulau Papua. Kekeringanntidak hanya ada di lapisan tanah bagian atas, tepai sumber cadangan mineral dan air dalam wilayah ini menjadi nihil. Laju sabotase minyak, gas dan tambang menguburkan segala aspek kehidupan. Ketegangan kita saat ini adalah bagaimana mengurangi laju eksploitasif di negara-negara secara sistem dan wilayah-wilayah okspot.

Kekejaman nyata yang sangat mengganggu kerukunan Masyarakat adat dengan lingkungannya adalah cara-cara yang dijalankan oleh kolonialisme semata. Peradaban adat dan tradisi yang hekekatnya tidak menimbulkan problem lingkungan dengan manusia, misalnya longor dan penebangan hutan yang membabibuta sangat meresahkan ketentraman penduduk adat sebagai pendekar penjaga dan perlindungan hutan dan alam disekitar.

Keresahan penduduk berbudaya tradisional akan kehadiran sejumlah alat-alat penghancur hutan kini nyata menjadi keprihatinan bersama dalam forum perubahan iklim saat ini. Resistensi penguatan ekonomi negara-negara makmur mendominasi negara-negara berkembang kian melumpuhkan kedaulatan adat dan budaya penduduk pribumi yang nyatanya senjata bagi keselamatan hutan-tanah- air dan tentunya keselamatan semua mahluk hidup di Bumi.
Kemerdekaan Masyarakat Pribumi.

Satu langkah Pasti Pencegahan Pemanasan Bumi

Laju eksploitasi modern semakin meminggirkan kedaulatan masayarakat pribumi memiliki kekuatan ampuh dalam penjagaan alam. Dampak terhadap pemanasan bumi tidak meningkat adalah cara hidup masayarkat adat/tradisional. Orang Papua dengan mencari makan sehari-hari tidak dengan cara yang di peragakan oleh Amerika, Eropa dan Jepang yang mengais hidup dengan peralatan canggih. Kami tidak mempunyai keahlian pembabatan hutan dan alam seperti yang di tunjukan negara-negara industrialis dunia. Kami punya cara pertahankan hidup terlalu kecil bagi kejahatan bumi yang mengakibatkan kerusakan alam dan memicu perubahan iklim dunia.

Sekian lamanya alam dirusak, kita baru akan mendiskusikan bahaya pemanasan bumi sekarang. Berabad-abad alam di jarah, air tercemar, penghilangan kedaulatan bangsa pribumi sebagai sebuah komunitas sipil yang kekuatannya menunjukan perlindungan akan pelestarian wilayah dan negeri setempat. Namun, sayangnya ditengah resensi sistem yang mengembangkan neraka dunia membunuh dengan perlahan kekuatan lokal. Konstitusi negara-negara moderen yang tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan filosofi pribumi sebagai rentang kendali masalah serius bagi penyusunan keinginan bersama guna pencegahan perubahan iklim. Karakter produksi dalam era globalisasi sekarang patut di kurangi. Tidak hanya pengurangan emisi gas sebab akar permasalahan perubahan iklim adalah ideologi pelestarian bumi lebih mementingkan kepentingan ekonomi pasar internasional.

Kita tidak akan berhasil dalam konsolidasi perubahan iklim sekarang, tetapi komitmen semua negara atas kedaulatan bangsa pribumi adalah jalan panjang pencegahan kerusakan hutan dan pencemaran bumi saat ini maupun akan datang. Penghentian peningkatan produksi adalah keharusan disamping mengurangi emis gas, juga bagian dari pembatasan hegemoni eksploitatif yang serakah.

Papua Barat adalah satu-satunya wilayah yang menyimpan sumber penting dalam permasalahan pemanasan bumi. Negeri ini paling tidak sebagai solusi ketika perubahan iklim menjadi masalah sekarang. Kami yakin, lumbung kekuatan perlindungan dan pencegahan terhadap bahaya perubahan iklim adalah keharusan bagi pentingnya penegakan berbagai aspek diantaranya :

  • Perlindungan dan kemerdekaan sudah saatnya di tegakan bagi masayarakat pribumi.
  • Penghentian dan pengurangan eksploitatif sekarang maupun akan datang yang hendak menjadikan Papua Barat sebagai sumber peningkatan produksi.
  • Berikan hak kuasa pertambangan kepada masayarakat adat sebab Kejayaan masyarakat adat dan bangsa pribumi menjadi penguasa terdepan dalam mengontrol hingga mengijinkan sebuah produksi berjalan sesuai aturan pribumi yang tentunya sejalan dengan kampanye bahaya perubahan iklim saat ini dan akan datang.
  • Negara-negara industri tak hanya respons terhadap kampanye perubahan iklim, bahwa keberpihakan sekarang adalah pengurangan emisi gas dengan mengurangi laju peningkatan produksi. Jika ini tidak terwujud maka musuh utama dunia adalah negara-negara yang tidak patuh terhadap pengurangan produksi.

Tidak ada komentar: